Cegah Penyakit Berbahaya Kurangi Makan Gorengan

Sabtu, 07 Februari 2015

Di masyarakat kita makanan gorengan sudah lama menjadi favorit. Tapi tahukan anda bila manyantap makanan gorengan yang terlalu banyak, bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Apalagi ketika minyak gorengnya dicampur bahan-bahan berbahaya seperti  lilin, plastik, oli, seperti sering ditemukan belakangan ini.

Dampak dari mengonsumsi gorengan terlalu sering adalah sebagai berikut:
1. Minyak jelantah memiliki ikatan asam lemak jenuh.
Selama proses menggoreng, minyak akan mengalami perubahan komposisi asam lemak serta kualitas minyak. Ikatan asam lemak ini sulit diurai oleh tubuh dan terbawa dalam aliran darah. Perlahan lemak ini akan mengendap pada pembuluh darah di jantung dan menyumbat aliran darah. Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Penyumbatan pembuluh darah koroner dapat menyebabkan penyakit jantung, arterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah), stroke, diabetes, dan memicu pertumbuhan sel kanker. Awal pertumbuhan sel kanker dipicu oleh asam lemak minyak jenuh yang mengganggu susunan protein DNA dalam tubuh sehingga mengalami mutasi sel. Mutasi sel ini yang akan menumbuhkan sel kanker yang akan berkembang 5-10 tahun. Tepung dari gorengan berpengaruh pada meningkatnya kadar gula darah yang mengakibatkan diabetes.
Studi-studi dari laboratorium riset telah membawa kepada kesimpulan berikut:
- Kanker yang disebabkan virus dapat diinduksi oleh lemak yang berlebihan.
- Kanker yang disebabkan oleh zat kimia dapat diinduksi oleh lemak yang berlebihan.
- Tumor-tumor yang ditransplantasikan kepada hewan dapat diinduksi oleh lemak yang berlebihan.
2. Minyak dapat meningkatkan kadar kolesterol darah dan trigliserida
Efeknya tidak baik untuk kerja hati dan jantung. Kerja kedua organ ini menjadi lebih berat karena terhambat oleh kolesterol dan trigliserida yang membuat darah menjadi lebih kental.
3. Bahaya kertas pembungkus
Kertas pembungkus gorengan di satu sisi dapat menyerap minyak pada gorengan, tapi di sisi lain berdampak buruk bagi kesehatan. Tinta pada kertas terserap oleh gorengan. Tinta (kertas koran/print-an) mengandung timbal yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker. Pengonsumsian makanan yang mengandung timbal oleh ibu hamil akan mengakibatkan anaknya memiliki risiko terkena autis.
4. Bahaya dari bungkus plastik
Plastik kresek, kemasan plastik berbahan polivinil klorida (PVC) dan kemasan makanan ‘styrofoam’ berisiko melepaskan bahan kimia yang bisa membahayakan kesehatan. Monomer styrene yang tidak ikut bereaksi dapat terlepas bila berkontak dengan minyak panas atau makanan yang berminyak/berlemak/mengandung alkohol dalam keadaan panas. Meskipun bila residunya kecil tidak menimbulkan bahaya, jika ditimbun terus-menerus, senyawa tersebut dapat memicu berbagai penyakit.
5. Bahaya dari penyedap/MSG (monosodium glutamate).
Biasanya makanan gorengan ditambah penyedap atau MSG bila dikonsumsi dalam jangka waktu lama akan berdampak buruk bagi kesehatan. MSG memiliki efek buruk terhadap susunan saraf pusat, efek alergi, atau pusing setelah pengonsumsian (post-restaurant syndrome).

Percaya atau tidak, bila kita mengurangi makanan gorengan maka cahaya mata menjadi putih kebiruan (mata jernih). Jika masih mengkonsumsi makanan digoreng, cahaya mata agak kekuningan. Hal tersebut menandakan organ hati sedang menanggulangi banjir minyak dan racun dari gorengan. Jika lapar, ada baiknya Anda memilih makanan cemilan lain sebagai pengganti gorengan, misalnya buah-buahan atau kacang.

Pemakaian Minyak Berkali-Kali

Meskipun tidak dicampur lilin ataupun plastik, minyak goreng bisa berbahaya bagi kesehatan bila dipakai berkali-kali. Berikut ini tanda-tanda minyak goreng yang masih layak dipakai dan tidak:
1. Perhatikan minyaknya! Kualitas minyak dilihat dari kejernihan dan baunya. Minyak, apa pun warnanya, jika jernih dan tidak tengik biasanya berarti bagus. Menurut Direktur South East Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center yang juga Ketua Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia, Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi M.Sc, ada kerancuan pada masyarakat dalam memilih minyak goreng. Masyarakat cenderung memilih berwarna bening kekuningan, padahal yang lebih baik adalah minyak goreng dari kelapa sawit yang berwarna merah. Minyak tersebut mengandung betakarotin yang merupakan provitamin A. Warna kekuningan muncul dari minyak yang telah mengalami beberapa penyaringan sehingga banyak vitamin A yang hilang. Sebagai pengganti, banyak produsen menambahkan vitamin A dalam proses yang terkait. Proses penyaringan beberapa kali menentukan harga minyak. Makin banyak disaring, makin mahal harga minyak tersebut.
2. Coba amati ketika penjual gorengan sedang menggoreng dagangannya! Jika terlihat minyak mengeluarkan busa yang terlalu banyak, dicurigai bahwa minyak tersebut telah rusak dan kurang layak dipakai. Demi kesehatan, pemakaian minyak goreng diharapkan tidak lebih dari empat kali periode penggorengan. Jika warna minyak sudah terlihat kehitaman, menjadi kental dan timbul banyak buih ketika dipanaskan kembali sebaiknya minyak tersebut tidak digunakan kembali.

Dicampur Plastik dan Lilin

Sekarang ini ada sejumlah pedagang makanan gorengan nakal yang menggunakan lilin dan plastik sebagai campuran minyak yang digunakan untuk menggoreng. Tujuannya selain menghemat pemakaian minyak juga untuk mendapatkan hasil gorengan yang renyah dan tahan lama.

Tentu makanan yang digoreng pakai campuran plastik dan lilin ini sangat berbahaya bagi kesehatan. Karena itu ada baiknya kita bersikap selektif dalam memilih makanan atau jajanan gorengan yang banyak dijual di pinggir jalan maupun warung-warung.

Berikut ini cara mengenali gorengan yang menggunakan campuran plastik dan lilin:
•Untuk gorengan berplastik, biasanya lebih keras dari normalnya, terdapat noda putih. Mungkin kita perlu lebih berhati-hati dan lebih teliti karena tidak semua penjual gorengan melakukan perbuatan kreatif yang membahayakan itu.


Minyak Goreng Oplosan

Yang tak kalah bahayanya adalah minyak goreng oplosan. Minyak oplosan ini adalah minyak jelantah yang dicampur dengan oli bekas kendaraan bermotor. Minyak jelantah dan oli bekas dipanaskan di wadah yang berbeda hingga terbentuk lapisan cairan bening dan endapan yang terpisah satu sama lain, kemudian dilakukan penyaringan bagi masing-masing lapisan. Lalu dicampurkan ke dalamnya tepung terigu dan mentega tanpa takaran hingga dihasilkan warna yang mendekati minyak goreng murni. Oli bekas yang sudah disaring kemudian ditambahkan ke dalam minyak goreng dengan tujuan meningkatkan volume minyak goreng. Terkadang juga dilakukan penambahan hidrogen peroksida.

Modal yang diperlukan sekitar Rp 6000 per liter dan dijual kembali mendekati harga normalnya yaitu Rp 10.000 – 11.000 per liter. Minyak ini dapat dijual dalam kemasan plastik per kilo maupun per jerigen. Dapat diperkirakan keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan minyak goreng berbahaya tersebut. Di lain sisi dapat diperkirakan pula besarnya masalah kesehatan yang ditimbulkan akibat banyaknya masyarakat yang tertipu karena tidak bisa membedakan minyak goreng murni dan minyak goreng berbahaya. Ciri-ciri minyak goreng oplosan adalah berbau tengik, berwarna lebih gelap dari minyak goreng asli, terdapat endapan di dasar minyak (berasal dari tepung terigu), serta timbul buih dan berasap saat dipanaskan. Keanehan di atas tidak ditemukan pada minyak goreng asli yang sehat.

Sumber:
health.dir.groups. yahoo.com
chem.itb.ac.id


0 komentar:

Posting Komentar

Artikel Terbaru

 
Hidup Sehat © 2011 | Designed by Interline Cruises, in collaboration with Interline Discounts, Travel Tips and Movie Tickets